Minggu, 10 April 2011

Melihat Ngaben.. di Singaraja Bali

lembu besar + 2 lembu kecil 'nitip api'
Untuk ke-sekian saya bepergian ke Bali, namun kali ini sedikit istimewa. Saya bermaksud melayat ayah mertua salah satu anggota team kerja Flexi Mataram Pak Ketut Selamet yang akan di – antar menuju nirvana dengan upacara Ngaben.
Hari Selasa pagi pukul 8.30 wita sesampai di Bandara Ngurah Rai Denpasar, kami langsung menuju ke arah Singaraja (via Bedugul). O..ya.. rute perjalanan udara kali ini memanfaatkan diskon khusus dari Merpati Airlines dari  Ampenan-Denpasar sehingga per orang jatuhnya cukup murah hanya 50 ribu rupiah.

‘Ngaben’ begitu sebutan popular bagi upacara pembakaran mayat merupakan ritual khusus umat Hindhu Bali, berikut cuplikan dari Wikipedia terkait Ngaben ::
---
keranda, tempat jenasah diusung ke lokasi kremasi
Ngaben adalah upacara pembakaran mayat atau kremasi umat Hindu di Bali, Indonesia. Acara Ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan guna mengirim jenasah kepada kehidupan mendatang. Jenasah diletakkan selayaknya sedang tidur, dan keluarga yang ditinggalkan akan senantiasa beranggapan demikian (tertidur). Tidak ada airmata, karena jenasah secara sementara waktu tidak ada dan akan menjalani reinkarnasa atau menemukan pengistirahatan terakhir di Moksha (bebas dari roda kematian dan reinkarnasi).
Hari yang sesuai untuk acara ini selalu didiskusikan dengan orang yang paham. Pada hari ini, tubuh jenasah diletakkan di dalam peti-mati. Peti-mati ini diletakkan di dalam sarcophagus yang menyerupai Lembu atau dalam Wadah berbentuk vihara yang terbuat dari kayu dan kertas. Bentuk lembu atau vihara dibawa ke tempat kremasi melalui suatu prosesi. Prosesi ini tidak berjalan pada satu jalan lurus. Hal ini guna mengacaukan roh jahat dan menjauhkannya dari jenasah.
api mulai di-nyalakan
Puncak acara Ngaben adalah pembakaran keluruhan struktur (Lembu atau vihara yang terbuat dari kayu dan kertas), berserta dengan jenasah. Api dibutuhkan untuk membebaskan roh dari tubuh dan memudahkan reinkarnasi.
Ngaben tidak senantiasa dilakukan dengan segaera. Untuk anggota kasta yang tinggi, sangatlah wajar untuk melakukan ritual ini dalam waktu 3 hari. Tetapi untuk anggota kasta yang rendah, jenasah terlebih dahulu dikuburkan dan kemudian, biasanya dalam acara kelompok untuk suatu kampung, dikremasikan
----
Sesampai di lokasi, acara ternyata sudah dimulai. Sebagai mantan ketua Legiun Veteran RI (LVRI) Singaraja sudah seharusnya, beliau diantar dengan upacara militer sebelum acara inti dari prosesi Ngaben dilaksanakan…. Selamat jalan pejuang,, jasa dan ukiranmu akan kami kenang selamanya..


pelebon, menuntaskan tugasnya..




terbakar sempurna

1 komentar: