lembu besar + 2 lembu kecil 'nitip api' |
Hari Selasa pagi pukul 8.30 wita sesampai di Bandara Ngurah Rai Denpasar, kami langsung menuju ke arah Singaraja (via Bedugul). O..ya.. rute perjalanan udara kali ini memanfaatkan diskon khusus dari Merpati Airlines dari Ampenan-Denpasar sehingga per orang jatuhnya cukup murah hanya 50 ribu rupiah.
‘Ngaben’ begitu sebutan popular bagi upacara pembakaran mayat merupakan ritual khusus umat Hindhu Bali, berikut cuplikan dari Wikipedia terkait Ngaben ::
---
keranda, tempat jenasah diusung ke lokasi kremasi |
Hari yang sesuai untuk acara ini selalu didiskusikan dengan orang yang paham. Pada hari ini, tubuh jenasah diletakkan di dalam peti-mati. Peti-mati ini diletakkan di dalam sarcophagus yang menyerupai Lembu atau dalam Wadah berbentuk vihara yang terbuat dari kayu dan kertas. Bentuk lembu atau vihara dibawa ke tempat kremasi melalui suatu prosesi. Prosesi ini tidak berjalan pada satu jalan lurus. Hal ini guna mengacaukan roh jahat dan menjauhkannya dari jenasah.
api mulai di-nyalakan |
Ngaben tidak senantiasa dilakukan dengan segaera. Untuk anggota kasta yang tinggi, sangatlah wajar untuk melakukan ritual ini dalam waktu 3 hari. Tetapi untuk anggota kasta yang rendah, jenasah terlebih dahulu dikuburkan dan kemudian, biasanya dalam acara kelompok untuk suatu kampung, dikremasikan
----
Sesampai di lokasi, acara ternyata sudah dimulai. Sebagai mantan ketua Legiun Veteran RI (LVRI) Singaraja sudah seharusnya, beliau diantar dengan upacara militer sebelum acara inti dari prosesi Ngaben dilaksanakan…. Selamat jalan pejuang,, jasa dan ukiranmu akan kami kenang selamanya..
manstap tulisannya Pak Nash
BalasHapus